Berita

Tiga Pekerja Jadi Korban Kecelakaan Kerja, FSPMI dan Partai Buruh Konawe Kecam Keras PT VDNI dan PT OSS

394

Info-Sultra.com | Konawe, Sulawesi Tenggara – Deretan kecelakaan kerja kembali mencoreng citra kawasan industri Morosi, Kabupaten Konawe. Dalam sepekan terakhir, tiga pekerja menjadi korban insiden tragis di dua perusahaan besar yang beroperasi di sana—PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).

Korban Jiwa dan Cacat Tetap

Di PT VDNI, dua pekerja menjadi korban: Ilham mengalami luka berat, sementara Muh. Reski meninggal dunia akibat kecelakaan kerja. Sementara itu, di PT OSS, seorang pekerja bernama Usman mengalami luka serius yang mengakibatkan cacat seumur hidup.

Insiden-insiden ini menambah panjang daftar kecelakaan kerja yang terjadi akibat diduga lemahnya penerapan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Ketua Partai Buruh: “Nyawa Buruh Seolah Tak Bernilai”

Ketua Exco Partai Buruh Kabupaten Konawe, Jhonal Prayogo, SH., MH., menyuarakan keprihatinan mendalam. Ia mengecam keras kelalaian manajemen K3 di kedua perusahaan tersebut. Menurutnya, buruknya penerapan K3 merupakan bentuk nyata dari pengabaian terhadap hak asasi manusia dan keselamatan pekerja.

“Buruh dibiarkan bekerja tanpa APD memadai, tanpa pelatihan keselamatan, dan tanpa pengawasan ketat. Ketika kecelakaan terjadi, tak ada pertanggungjawaban yang jelas. Seolah nyawa buruh tidak berharga,” tegas Jhonal.

Jhonal juga mengingatkan bahwa Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan PP No. 50 Tahun 2012 tentang SMK3 sudah sangat jelas mengatur kewajiban perusahaan untuk melindungi keselamatan pekerja.

FSPMI Siapkan Aksi Demonstrasi

Pihak Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) turut menyuarakan kecaman keras atas insiden tersebut. Mereka menilai PT VDNI dan PT OSS telah gagal memberikan perlindungan kerja yang layak kepada buruh.

Dalam waktu dekat, FSPMI berencana menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di kantor pemerintahan Kabupaten Konawe untuk menuntut pertanggungjawaban perusahaan dan mendorong tindakan tegas dari pihak berwenang.

“Kami tidak akan tinggal diam melihat rekan-rekan buruh menjadi korban. Ini bukan insiden pertama, dan bisa dipastikan bukan yang terakhir jika tidak ada tindakan tegas. Aksi akan kami gelar dalam waktu dekat,” ujar perwakilan FSPMI Konawe.

PSN: Kemajuan yang Menyisakan Luka

Jhonal juga menyoroti status kawasan industri Morosi sebagai bagian dari PSN. “Label PSN seolah menjadi tameng yang membuat perusahaan merasa kebal hukum. Masyarakat melihat pembangunan megah, tapi tidak melihat derita buruh di baliknya. Ada kerusakan lingkungan, pelanggaran HAM, dan kematian yang seharusnya bisa dicegah,” katanya.

Disnakertrans Sultra Dikritik Keras

Tak luput dari sorotan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Sulawesi Tenggara turut dikritik karena dianggap abai dalam menjalankan fungsi pengawasan. Jhonal menyebut lembaga tersebut “mandul” karena tidak melakukan tindakan yang tegas meskipun angka kecelakaan kerja terus meningkat.

Seruan Evaluasi dan Penegakan Hukum

Baik Partai Buruh maupun FSPMI mendesak agar pemerintah pusat dan daerah segera turun tangan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap operasional PT VDNI dan PT OSS. Mereka juga meminta agar pelanggaran K3 diproses secara hukum, termasuk penjatuhan sanksi administratif maupun pidana bila perlu.

“Negara tidak boleh kalah oleh investasi. Keselamatan kerja bukan pilihan, tapi kewajiban. Hukum harus ditegakkan. Negara harus berpihak pada buruh, bukan hanya pada modal,” tutup Jhonal dengan tegas.

Laporan: Nasir Alex