Kegiatan tersebut diprakarsai oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi bekerja sama dengan Unit Pelaksana Proyek (UPP) Sulawesi Tenggara, dalam kerangka pelaksanaan Proyek Strategis Nasional guna memperkuat infrastruktur ketenagalistrikan di kawasan Sulawesi.
Dalam sambutannya, Sekda Ferdinand menekankan bahwa pembangunan jaringan transmisi bertegangan ekstra tinggi tersebut merupakan bagian integral dari kebijakan strategis nasional, yang secara substansial beririsan dengan prioritas Presiden mengenai penguatan ketahanan pangan, energi, dan air. Kabupaten Konawe, menurutnya, memiliki keunggulan komparatif sekaligus keunggulan kompetitif melalui sektor pertanian yang produktif, keberadaan Bendungan Wawotobi dan Ameroro, serta rencana pembangunan Bendungan Pelosika yang berpotensi dikembangkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Pihak PLN, melalui UIP Sulawesi dan UPP Sulawesi Tenggara, memaparkan bahwa proyek ini tidak hanya mencakup pembangunan transmisi SUTET 275 kV Andowia–Kendari, tetapi juga disinergikan dengan perencanaan pembangunan PLTA Konawe berkapasitas 2×10,5 MW yang ditargetkan tuntas pada tahun 2032. Selain itu, infrastruktur pendukung berupa perluasan gardu induk di Tuoy akan dilaksanakan, dengan peningkatan kapasitas dari 30 MVA menjadi 60 MVA, yang konstruksinya direncanakan mulai Januari 2025.
Jalur transmisi ini dirancang untuk melintasi beberapa wilayah, antara lain Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten Konawe, dan Kota Kendari, dengan total ratusan titik tower yang akan dibangun. Proyek ini telah mengantongi Izin Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) sejak tahun 2024 serta memperoleh dukungan penuh dari BPN dan instansi teknis terkait.
Dalam paparannya, PLN juga memberikan elaborasi mengenai klasifikasi jaringan listrik – mulai dari Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR), Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM), Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), hingga Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) – beserta perbedaan karakteristik dan fungsionalitasnya. Dijelaskan pula tahapan konstruksi, yang meliputi survei awal, proses pembebasan lahan, pembangunan fondasi, instalasi jaringan, hingga tahap akhir berupa penarikan konduktor dan pemberian tegangan.
Dengan terealisasinya pembangunan SUTET 275 kV Andowia–Kendari, diharapkan tidak hanya terjadi penguatan sistem transmisi listrik lintas wilayah Sulawesi, tetapi juga tercipta peluang strategis bagi akselerasi pembangunan daerah, peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta penguatan daya saing Kabupaten Konawe dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.
Laporan: Redaksi
