Berita

Bupati Konawe Dorong Transformasi Desa: Visioner, Adaptif, dan Kolaboratif

24

Info-Sultra.com | Konawe – Bupati Konawe, Yusran Akbar, ST., membuka Rapat Koordinasi Pelaksanaan dan Pengawasan Program Strategis Pemerintah Daerah 2025–2029 di salah satu hotel di jantung kota kabupaten Konawe Senin, 29 September 2025. Forum itu dihadiri Wakil Bupati Konawe, Sekretaris Daerah, Ketua DPRD, Forkopimda, pimpinan OPD, camat, lurah, hingga ratusan kepala desa se-Kabupaten Konawe.

Di hadapan peserta, Yusran Akbar ST, menegaskan bahwa rapat koordinasi ini bukan sekadar agenda tahunan, melainkan momentum untuk membangun arah baru pembangunan daerah. Ia menyebut desa dan kelurahan harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.

“Pembangunan tidak boleh hanya berhenti di kota. Desa-desa di Konawe harus mandiri, berdiri di atas kekuatan sumber daya lokalnya,” kata Yusran.

Yusran mengaku yakin Konawe dapat menjadi teladan bagi daerah lain. Keyakinan itu, menurutnya, berangkat dari potensi sumber daya alam yang melimpah dan budaya gotong royong yang masih kuat. Namun, yang lebih penting adalah kesiapan para kepala desa untuk berubah.

“Untuk menjadi teladan bagi daerah lain, mengapa saya begitu yakin? Karena kita memiliki sumber daya alam yang melimpah, masyarakat yang bergotong royong, dan yang terpenting—pemimpin desa yang siap berinovasi,” ujarnya.

Ia menegaskan, transformasi desa dan kelurahan tidak akan terjadi jika pola pikir lama masih dipertahankan. “Mindset lama yang mengatakan ‘sudah begini dari dulu’ harus ditinggalkan. Pemimpin harus visioner, adaptif, dan kolaboratif,” tutur Yusran.

Yusran kemudian merinci tiga karakter penting yang mesti dimiliki pemimpin desa, pertama Visioner, memiliki gambaran jelas tentang masa depan desa dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, bukan sekadar ingin desa maju.

Kedua Adaptif, terbuka terhadap teknologi. “Gunakan WhatsApp untuk koordinasi, media sosial untuk promosi, internet untuk pemasaran produk lokal,” katanya.

Ketiga Kolaboratif, melibatkan pemuda, kelompok perempuan, hingga komunitas lokal dalam pembangunan.

Ia juga menjanjikan kemitraan strategis dengan sektor swasta, perguruan tinggi, dan lembaga pembangunan lainnya. Desa dan kelurahan yang menunjukkan kinerja inovatif, kata dia, akan diberi penghargaan khusus.

Program strategis lima tahun mendatang, menurut Yusran, tetap diarahkan pada penguatan desa dan penataan kota. “Integrasi program melalui APBDes dan Dana Kelurahan adalah kunci. Dengan begitu, pembangunan tidak hanya terpusat di kota, tetapi sampai ke masyarakat desa,” ujarnya.

Rapat koordinasi ini juga berfungsi sebagai forum evaluasi dan sinkronisasi antarperangkat daerah. Pemerintah berharap semua pihak berperan aktif, dari OPD, camat, hingga aparat desa.

“Koordinasi yang baik adalah syarat keberhasilan. Tanpa itu, program hanya akan jadi tupukan kertas,” kata Yusran.

Laporan: Redaksi