Scroll untuk baca artikel
Example 325x300 Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 325x300 Example 728x250
Berita

Famplet Demonstrasi Titipan Alternatif Menjadi Bisnis

46
×

Famplet Demonstrasi Titipan Alternatif Menjadi Bisnis

Sebarkan artikel ini
Example 468x60
Ketua DPD PJI Sultra Agusalim Patunru

Info-Sultra.com || KENDARI – Aksi unjuk rasa sudah menjadi warna tersendiri di jantung ibu kota metropolitan. Tak ada hari tanpa demonstrasi dalam skala besar dan kecil, tergantung isu berasal murni suara rakyat, kepentingan, dan tentu saja uang. Uang menjadi faktor penting karena setiap unjuk rasa mengandung unsur pengerahan massa titipan.

Pengumpulan massa, transportasi, konsumsi, dan jasa menjadi faktor-faktor yang membutuhkan dukungan finansial dalam pengerahan massa. Bukan fakta baru jika dikatakan sebagian besar unjuk rasa di Ibu Kota menghadirkan massa bayaran. Mereka pengunjuk rasa yang siap dikumpulkan tanpa tahu isu dan kepentingan yang disuarakan.

Example 300x600

Mirisnya, salah satu oknum mahasiswa mengaku bernama inisial B, mengaku dari Universitas Indonesia-Jakarta diduga mencoba melakukan pemerasan kepada salah satu Syahbandar bertugas di Sulawesi Tenggara (Sultra), dengan dalih adanya temuan kerugian perusahaan bukan negara.

Oknum mengaku mahasiswa asal sultra yang menempuh pendidikan di Jakarta ini tentunya merusak marwah, dan dinilai meresahkan para pejabat serta pengusaha. Pasalnya, sering mencari-cari data kesalahan untuk kemudian diolah dan dijadikan duit (Istilah 86).

Ketua  Badan Peserta Hukum (BPH) Reclassering RI Korwil Sultra, Agussalim Patunru memberikan bocoran terkait maraknya oknum mahasiswa di Jakarta yang kerjaannya membuat dan menyebarkan player demonstrasi kemudian dijadikan senjata meminta sejumlah uang.

“Ada beberapa nama oknum mahasiswa Jakarta asal Sultra yang saya kantongi, sering meminta uang kepada pejabat dan pengusaha. Bukti transfer dan bukti percakapan sudah ada kami pegang. Tentunya hal ini akan dijadikan bukti untuk dibawa ke ranah hukum,” Ungkap Agus kepada media ini. Sabtu, (17/08/2024).

Agus memberikan salah satu bukti percakapan via whatsapp oknum mahasiswa B meminta uang, telah menjadi pegangan pihak korban terduga pemerasan dengan intrik Kalau Dibayar Demonya Dibatalkan, tetapi jika tidak dibayar maka demo berlanjut.

“Gimana kanda bisa nggak kita telpon biar kita cari solusinya baiknya gimana gitu, daripada saya dan kawan-kawan demo di KPK dan Kemenhub,” Tegas Agus sembari memperlihatkan bukti chat Whatsapp inisial B mahasiswa meminta dana 7 juta rupiah di waktu subuh Pukul 02.30 Wita. Minggu, (11/08/2024).

“Okelah kanda kalau memang RJ tidak mau bantu kita, jangan salahkan Dinda jikalau saya membuat gerakan atas kebobrokan dan ketidak becusan RJ,” Ancamnya.

Adanya ancaman itu, Agus sangat menyayangkan, seyogianya seorang pelajar yang paling tinggi kedudukannya dibanding tingkat pelajar yang lain, justru menjadikan batu loncatan mencari duit.

“Mahasiswa seharusnya memberikan contoh yang baik dan tidak mencoreng nama baik daerah Sulawesi Tenggara,” Pungkas Agus. (**)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *