Info-Sultra.om | Konawe- Pembangunan Proyek Bendungan Ameroro yang menyerap anggaran sebesar Rp.1.428.782.015.000,– dan terdiri dari 2 (dua) paket. Paket satu (1) yang di kerjakan oleh kontraktor pelaksana PT.Wijaya Karya, PT.Basuki Rahman Putra, PT.Sumber Cahaya Agung,KSO, dengan nilai kontrak sebesar Rp.910.136.415.000,–. Untuk Peket 2 (dua) di kerjakan oleh PT.Hutama Karya dan PT.Adhi Karya,KSO yang nota bene kedua perusahaan tersebut adalah BUMN dengan nilai kontrak sebesar Rp.518.645.600.000,– kontrak kerja mulai 30 April 2020 s/d tahun 2023. Bendungan tersebut terletak di Desa Tamesandi,Kecamatan Uepai,Kabupaten Konawe,Provinsi Sulawesi Tenggara
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (DPC-PWDPI) Kabupaten Konawe, Warta Diaz sangat menyayangkan kepada pihak yang berwenang dalam hal ini pemerintah daerah kabupaten Konawe karena sampai saat ini konfensasi atau ganti rugi tanaman kepada masyarakat sekitar bendungan Ameroro yang telah di rusak tanamannya oleh alat berat perusahaan yang sedang beroperasi sampai saat ini belum di realisasikan, sebagaimana yang telah di janjikan oleh pihak perusahaan kepada pemilik kebun atau tanaman terutama warga Desa Tamesandi dan sekitarnya.
“Yang mana kita ketahui bersama warga masyarakat Desa Tamesandi dan sekitarnya mereka menghidupi keluarganya dari hasil perkebunan, tanaman jangka pendek dan jangka panjang. Karena dengan adanya pengambilan material timbunan di sekitar kebun yang mana timbunan tersebut akan di gunakan pada kebutuhan pembangunan Bendungan Ameroro.”
“Menurut saya material tersebut belum tentu masuk dalam syarat atau spesifikasi timbunan yang sesuai dengan perencanaan seperti, timbunan inti lempung, filter halus, filter kasar batu dan rip-rap sesuai yang tercantum dalam analisa dan RAB, adapun timbunan yang di butuhkan adalah 1.865 juta M3 yang di lansir majalah konstruksi.com. saya duga pihak kontraktor pelaksana Bendungan Ameroro telah meraup keuntungan yang lebih besar, karena material timbunan mereka tidak beli, sehingga dampak kerugian di rasakan oleh masyarakat yang berdomisili di sekitar Bendungan Ameroro”.tutupnya.
Laporan: Nasir