Info-Sultra.com | Koltim – Pada tanggal 10 Januari 2025, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang (P) Kolaka Timur menggelar aksi demonstrasi yang menuntut pemenuhan janji Bupati Kolaka Timur, yang sampai saat ini belum terealisasi. Dalam aksi yang berlangsung di depan Gedung DPRD Kolaka Timur, para mahasiswa menyuarakan dua tuntutan utama.
Pertama, mereka mendesak Bupati Kolaka Timur untuk segera merealisasikan pembangunan asrama mahasiswa yang sudah dijanjikan pada saat peringatan HUT Kolaka Timur yang ke-11. Menurut para mahasiswa, janji tersebut telah lama ditunggu dan dianggap sangat penting untuk mendukung kenyamanan dan kebutuhan mahasiswa dalam menjalani pendidikan di luar daerah mereka.
Kedua, HMI Cabang Kolaka Timur juga menuntut agar pemerintah daerah menambah kuota beasiswa untuk mahasiswa Kolaka Timur. Mereka menilai bahwa beasiswa yang ada saat ini tidak cukup untuk menampung kebutuhan para mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu. Dengan meningkatnya biaya pendidikan, para mahasiswa merasa bahwa kuota beasiswa yang terbatas semakin membatasi kesempatan mereka untuk melanjutkan studi dengan baik, Bahwa begitu banyak adik-adik yang telah menyelesaikan studinya ditingkat SMA namun tak melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi karena keterbatasan ekonomi. “Ujar Ketua Umum HmI Cab. (p) Kolaka Timur Asdal Idrus Lataege”
Aksi demonstrasi ini dilaksanakan dengan penuh semangat, namun tetap menjaga ketertiban dan mengedepankan dialog yang konstruktif. Para mahasiswa berharap agar tuntutan mereka dapat segera diperhatikan dan ditindaklanjuti oleh pihak pemerintah daerah, demi kesejahteraan mahasiswa dan perkembangan pendidikan para pemuda Kolaka Timur melalui fasilitas yang memadai dan beasiswa yg di perhatikan oleh pemerintah daerah. “Lanjutnya Asdal”
Kurang lebih 5 jam kami ber-orasi di depan gedung DPRD Kolaka Timur Namun sampai sore kami menunggu tidak ada itikad baik dari pemerintah daerah dan pimpinan DPRD untuk menemui demonstran padahal mereka masih ada dalam gedung setelah rapat paripurna, Bupati Kolaka Timur memilih untuk kabur/lari melalui pintu samping gedung DPRD tanpa memberikan keterangan sedikitpun bahkan institusi yang seharusnya menjadi fasilitator sesuai Undang-Undang malah memilih untuk diperalat oleh kekuasaan (Bupati Kolaka Timur). “Tutupnya Asdal”.
Laporan: Nasir Alex